Jumat, 06 April 2012


CARA PEMBUATAN BATIK DAN BATIK IKAT CELUP

Senin, 10 Mei 2010
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH BATIK DAN BATIK IKAT CELUP
Batik
Kerajinan batik sudah lama dikenal di Indonesia, malahan sudah berakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kapan munculnya kerajinan batik inisamapai sekarang belum diketahui secara pasti. Namun beberapa penelitian yang dilakukan para ahli menyatakan perbedaan pendapat yang bertolak belakang. Menurut Prof. Dr.R.M Sutjipto Wirjosuparto menyatakan bahwa bangsa Indonesia sebelum bertemu dengan kebudayaan India, telah mengenal aturan untuk menyusun syair, mengenal membuat kain batik, mengenal industry logam, penanaman padi disawah dengan jalan pengairan dan suatu pemerintahan yang teratur,(dikutip oleh Ir. Sewan Susanto, 1980: 307). Pendapat ini menunjukan bahwa kerajinan batik adalah milik bangsa Indonesia, bukan datang dari India.
G.P. Rouffer sebagaimana yang telah dikutip oleh Sewan Susanto (1980: 307) menyatakan pula bahwa batik jawa adalah berasal dari luar, dibawa pertama oleh orang Kalingga dan Karomandel, keduanya bangsa India. Pada permulaannya mereka sebagai pedagang, kemudian sebagai imigran kalonisator sejak kurang lebih 400 AD, dan mulai berpengaruh dijawa. Kalau kita simak pendapat G.P Rouffer ini bahwa jelas kerajinan batik ini datang dari luar Indonesia, yakni dari Kalingga dan Karomandel di India. Jadi batik bukan milik bangsa Indonesia. Kenyataan menunjukan bahwa ragam nias batik yang terdapat di Indonesia dengan ragam hias batik di India tidak terdapat kesamaannya, hal ini membuktikan bahwa batik yang berkembang di Indonesi tidak datang dari India. Dengan demikian pendapat bahwa batik Indonesia berasal dari India, menjadi di ragukan (Sewan Susanto, 1980: 307).
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.

Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.
Jaman MajapahitBatik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, pat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.
Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret. Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.
Batik ikat celup
Sebutan ikat celup berasal dari kosakata bahasa Inggris tie-dye. Tie-dye merupakan salah satu bentuk seni tekstil warisan kaum Hippies atau Flower Generation yang berkembang pada akhir 1960-an dan awal 1970-an di Amerika. Coraknya yang penuh warna seolah mewakili semangat kebebasan yang dilambangkan melalui gaya berbusana, gaya hidup, seks bebas, rock n roll, dan mariyuana. Tie-dye diaplikasikan pada baju mereka agar terlihat lebih berwarna dan mendapatkan motif yang lebih trippy seperti efek psikotropika. Tak heran bila ikat celup juga dianggap sebagai sebuah bentuk psychedelic art.
Motif ini kemudian identik dengan kaum hippies dan menjadi bagian dari hippie style, sama halnya dengan rambut gondrong dan ikat kepala. Baju ikat celup semakin popular saat para musisi rock menggunakannya sebagai pakaian panggung, misalnya almarhum Jimmy Hendrix dan Janis Joplin.
Di Indonesia sendiri, baju yang kerap dijual dengan sebutan baju bali, baju reggae, baju pantai, baju laskar pelangi atau baju Nidji ini memang baru popular setelah Giring, vokalis band Nidji, memakainya dalam video klip Laskar Pelangi. Seluruh personel Nidji pun kemudian memakai kaos yang sama pada malam penghargaan MTV Indonesia Awards 2008. Sejak saat itu, baju ikat celup banyak dicari dan menghiasi gerai-gerai pakaian di tanah air.

2.2 PENGERTIAN BATIK
Pengertian batik sebagaimana yang tercantum dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah corak atau gambar (pada kain) yang pembuatannya secara khusus dengan menerakan malam kemudian pengelolaannya diproses dengan cara tertentu. Pada pembuatan batik terdapat kain sebagai bahan yang akan diberi motif (gambar), malam sebagai bahan untuk membuat motif sekaligus sebagai perintang maksudnya warna kedalam serat-serat kain, kemudian bahan warna untuk mewarnai kain. Namun kalau ditinjau prosedurnya teknik pembuatan kain batik tidak lain adalah teknik “celup rintang”. Maksudnya motif yang dibuat dari bahan-bahan yang dapat merintang warna masuk kedalam serat kain pada waktu dicelup kedalam bahan warna. Setelah bahan perintang warna tersebut dibuang maka akan terlihat motif yang akan dirancang. Pada kenyataannya motif yang terjadi adakalanya menyimpang secara unik dari motif yang dirancang. Inilah yang menjadikan batik menjadi suatu bentuk kerajinan yang khas, yang apad kerajinan lain tidak terdapat.
Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Pengertian Batik, secara terminologi, kata “batik” berasal dari gabungan dua kata Bahasa Jawa: “amba”, yang bermakna “menulis” dan “titik” yang bermakna “titik”.
Sebagai salah satu cara pembuatan pakaian, batik memiliki dua pemahaman, yaitu: Pemahaman Teknik, dan Pemahaman Motif. Dari segi teknis, pembuatan batik mengacu pada teknik pewarnaan kain dengan menggunakan canting atau cap dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna corak “malam” (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing.
Sedang pemahaman batik dari segi motif, bahwa kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, menggunakan motif tertentu yang memiliki ciri khas. Bahkan pada beberapa motif batik terdapat nilai filosofi tertentu.
Berangkat dari dua pemahaman pengertian batik tersebut batik terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu

2.3 PENGERTIAN BATIK IKAT CELUP
Berdasarkan apa yang dikemukakan diatas maka kain jumputan (istilah Sewan Susanto) dapat pula dikatakan sebagai batik celup ikat atau “string resist dyed”.
Batik celup ikat adalah batik yang dibuat tanpa menggunakan malam sebagai bahan perintang akan tetapi menggunakan tali yang diikatkan pada kain yang berfungsi merintangi warna masuk keserat kain. Tali dibuka setelah pencelupan selesai. Karena ikatan tali pada kain akan timbul motif tertentu. Bentuk motif yang terjadi terbatas pada kemungkinan bentuk ikatan tali tersebut.

2.4 BAHAN-BAHAN DAN ALAT
1. Bahan Batik Celup Ikat
a. Kain putih (Mori)
Kata mori mungkin berasal dari “Bombyx mori” yaitu suatu jenis ulat sutera yang menghasilkan sutera putih dan halus. Jenis-jenis mori adalah:
• Mori Primissima
Adalah mori yang paling halus dari keempat jenis mori tersebut. Jenis mori ini berasal dari belanda, Jepang, dan Indonesia. Mori primissima ini sudah diproduksi di Indonesia sejak tahun 1970, yang dibuat oleh pabrik PT.Primissima. mori primissima ini diperdagangkan dalam bentuk gulungan.
• Mori Prima
Adalah mori yang kualitasnya dibawah moro primissima. Mori ini diimpor dari Belanda dan Jepang.
• Mori Biru
Adalah mori yang mempunyai ketiga dari mori primissima dan prima. Oleh karena itu jenis mori ini termasuk mori yang kasar.
• Mori Blaco
Adalah jenis mori yang paling kasar.dengan kata lain kain ini berkualitas nomor empat. Mori blaco lebih tebal dibandingkan dengan jenis mori primissima, prima, dan biru dan warnanya putih kecoklat-coklatan.
b. Wantek
c. Air
d. Garam
e. panci
f. kompor
2. Bahan dan alat batik
a. Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun)
Mori adalah bahan baku batik dari katun. Mori yang dibutuhkan sesuai dengan panjang pendeknya kain yang dikehendaki. Ukuran panjang pendeknya mori biasanya tidak menurut standar yang pasti, tetapi dengan ukuran tradisionil. Ukuran tradisionil tersebut dinamakan “kacu”. Kacu ialah sapu tangan, biasanya berbentuk bujur sangkar. Maka yang disebut “sekacu” ialah ukuran perseginya mori, diambil dari ukuran lebar mori tersebut. Jadi panjang sekacu dari suatu jenis mori akan berbeda dengan panjang sekacu dari mori jenis lain.
b. Canting sebagai alat pembentuk motif,
Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan. Canting untuk membatik adalah alat kecil yang terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya. Canting ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan lilin. Sebelum bahan plastik banyak dipakai sebagai perlengkapan rumah tangga, canting yang terbuat dari tempurung kelapa banyak dipakai sebagai salah satu perlengkapan dapur sebagai gayung. Dewasa ini canting tempurung kelapa sudah jarang terlihat lagi karena digantikan bahan lain seperti plastik. Canting untuk membatikpun perlahan digantikan dengan teflon.
c. Gawangan (tempat untuk m enyampirkan kain)
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan dibuat dari bahan kayu, atau bamboo. Gawangan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga mudah dipindah-pindah, tetapi harus kuat dan ringan.
d. Lilin (malam) yang dicairkan
Lilin atau “malam” ialah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Sebenarnya “malam” tidak habis (hilang), karena akhirnya diambil kembali pada proses mbabar, proses pengerjaan dari membatik sampai batikan menjadi kain. “malam” yang dipergunakan untuk membatik berbeda dengan malam atau lilin biasa. Malam untuk membatik bersifat cepat menyerap pada kain tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorotan.
e. Panci dan kompor kecil untuk memanaskan
Panic ialah perkakas untuk mencairkan “malam”. Panci dibuat dari logam baja, atau tanah liat. Panci sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan alat lain.
Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa digunakanadalah kompor dengan bahan bakar minyak.
f. Larutan pewarna
2.5 CARA PEMBUATAN BATIK TULIS
1. Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 : batik klasik, yang banyak bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan pensil.
2. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan (lilin) malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut.
3. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.
4. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu .
5. Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.
6. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.
7. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.
8. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.
9. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna pertama dan kedua.
10. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.
11. Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan.
12. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.
2.6 CARA PEMBUATAN BATIK IKAT CELUP
Langkah yang pertama :
1. Membuat motif bunga
2. Menjahit motif tersebut dengan teknik menjelujur
3. Menarik motif tersebut
4. Mengikat motif tersebut menggunakan tali rapiah
5. Ulangi sampai motif yang lain


Langkah yang kedua:

1. Mengikat kelereng dengan tali rapiah
2. Ulangi ikat kelereng sampai tiga kali
3. Dan seterusnya pada bagian yang lain

Langakah ketiga:

1. Rendam baju yang bermotif tersebut kedalam air bersih agar tidak kaku selama 5 menit
2. Angkat baju dari rendaman tersebut lalu ditiriskan
3. Panaskan air kedalam wajan sampai mendidih
4. Tuangkan 2 bungkus wantek kuning kedalam air tersebut
5. Aduk-aduk
6. Angkat wajan tersebut
7. Masukan baju kedalam wajan yang sudah dituangkan wantek
8. Diamkan selama 1 jam sampai dingin
9. Angkat baju tersebut dari wajan yang berisi air wantek
10. Bilas kedalam ember yang berisi air bersih
11. Lalu keringkan dicahaya matahari

Langkah yang keempat:

1. Setelah baju sudah kering langkah selanjutnya mewarnai moti bunga pada baju dengan warna coklat
2. Masukan air kedalam wajan
3. Panaskan sampai mendidih
4. Tuangkan wantek yang berwarna coklat
5. Celupkan motip pada baju tersebut
6. Bilas dengan air bersih
7. Lalu keringkan kembali
8. Setelah kering buka ikatan pada motif tersebut
2.7 JENIS-JENIS BATIK
Menurut teknik
• Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
• Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
• batik saring,
• batik celup,
• batik terap.
• Batik Sablon yaitu batik yang motifnya dicetak dengan klise / hand print.
• Batik Painting adalah batik yang dibuat tanpa pola, tetapi langsung meramu warna di atas kain.
• Batik Printing yaitu batik yang penggambarannya menggunakan mesin.
Menurut asal pembuatannya
• Batik Jawa
batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunya motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.
• Batik Kraton
Batik Kraton awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang “biasa” seperti motif Parang Barong, Parang Rusak termasuk Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.

• Batik Sudagaran
Motif larangan dari kalangan keraton merangsang seniman dari kaum saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat saudagar. Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya terkesan “berani” dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru tua. Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.

• Batik Petani
Batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah di kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-masing dan batik ini dikerjakan secara tidak profesional karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar.

• Batik Belanda
Warga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik Indonesia. Mereka membuat motif sendiri yang disukai bangsa Eropa. Motifnya berupa bunga-bunga Eropa, seperti tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana.

• Batik Cina/Pecinan
Batik Cina merupakan akulturasi budaya antara perantau dari Cina dengan budaya lokal Indonesia. Ciri khas batik ini warnanya variatif dan cerah, dalam satu kain menampilkan banyak warna. Motifnya banyak mengandung unsur budaya Cina seperti motif burung hong (merak) dan naga. Pola batiknya lebih rumit dan halus.

• Batik Jawa Hokokai
Pada masa penjajahan Jepang di pesisir Utara Jawa lahir ragam batik tulis yang disebut batik Hokokai. Motif dominan adalah bunga seperti bunga sakura dan krisan. Hampir semua batik Jawa Hokokai memakai latar belakang (isen-isen) yang sangat detail seperti motif parang dan kawung di bagian tengah dan tepiannya masih diisi lagi, misalnya motif bunga padi.











BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Pengertian batik sebagaimana yang tercantum dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah corak atau gambar (pada kain) yang pembuatannya secara khusus dengan menerakan malam kemudian pengelolaannya diproses dengan cara tertentu. Pada pembuatan batik terdapat kain sebagai bahan yang akan diberi motif (gambar), malam sebagai bahan untuk membuat motif sekaligus sebagai perintang maksudnya warna kedalam serat-serat kain, kemudian bahan warna untuk mewarnai kain.
Batik celup ikat adalah batik yang dibuat tanpa menggunakan malam sebagai bahan perintang akan tetapi menggunakan tali yang diikatkan pada kain yang berfungsi merintangi warna masuk keserat kain. Tali dibuka setelah pencelupan selesai. Karena ikatan tali pada kain akan timbul motif tertentu. Bentuk motif yang terjadi terbatas pada kemungkinan bentuk ikatan tali tersebut.

Selasa, 03 April 2012

Mukajizat Nabi Muhammad SAW:

  1. Tongue FAKTA TERBELAHNYA BULAN (KEBENARAN AKAN MUKJIZAT RASULULLAH )
    [Image: bulan-300x211.jpg]Allah Azza wa Jala yang berfirman:

    اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ وَإِن يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءهُمْ وَكُلُّ أَمْرٍ مُّسْتَقِرٌّ وَلَقَدْ جَاءهُم مِّنَ الْأَنبَاء مَا فِيهِ مُزْدَجَرٌ حِكْمَةٌ بَالِغَةٌ فَمَا تُغْنِ النُّذُرُ

    “Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mu’jizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus.” Dan mereka mendutakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan (dari kekafiran). Itulah suatu hikmah yang sempurna maka peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka).” (QS Al-Qamar 54] : 1-5)
    [Image: 38704_1158445778648_1752889223_293716_3282352_n.jpg]
    - Riwayat Anas bin Malik radhiallahu anhu.

    Imam Ahmad dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, ia berkata, “Penduduk Makkah pernah meminta kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam (mengenai) suatu tanda (kekhususan Allah) maka terbelah lah bulan di Makkah (yang terjadi) dua kali. Kemudian beliau membaca: اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ “Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.” (HR Muslim).

    Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu anhu bahwa penduduk Makkah pernah meminta Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memperlihatkan kepada mereka tanda (kekuasaan) Allah. Lalu beliau memperlihatkan kepada mereka bulan terbelah menjadi dua sehingga mereka melihat celah diantara kedua belahan itu.

    Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim juga meriwayatkannya dari hadits Yunus bin Muhammad al-Mu-addib dari Syaiban dari Qatadah.

    - Riwayat Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu.

    Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu, ia berkata, :”Bulan pernah terbelah menjadi dua pada zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam. Juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Bakr bin Mudharr dari Ja’far bin Rabi’ah dari Arak dengan lafazh sepertinnya.

    - Riwayat Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu.

    Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu, ia berkata, :”Bulan pernah terbelah menjadi dua pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sehingga mereka melihatnya, maka beliau bersabda: ‘Saksikanlah!’” Dan demikianlah yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Sufyan bin Uyainah.

    Imam Al-Bukhari meriwayatkan Abu Abdillah Al-Hafizh memberitahu kami dari Abduulah, ia berkata, “Bulan pernah terbelah di Makkah sehingga menjadi dua bagian lalu orang-orang kafir Quraisy dari kalangan penduduk Makkah berkata, “Ini adalah sihir yang dilakukan terhadap kalian oleh Ibnu Abu Kabsyah. Tunggulah para musafir, jika mereka melihat apa yang kalian lihat, maka yang demikian itu benar adanya, dan jika mereka tidak melihat apa yang kalian lihat, maka yang demikian itu merupakan sihir yang dilakukan terhadap kalian.” Abdullah melanjutkan, “Kemudian para musafir yang datang dari seluruh penjuru ditanya, maka mereka menajawab, ‘Kami melihatnya.’” Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari hadits Al-Mughirah dan ada tambahannya, yaitu Allah Azza wa Jalla berfirman: اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ (“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.”)

    Peristiwa tentang terbelahnya bulan telah diriwayatkan oleh sejumlah sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam, diantaranya adalah: Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas dan lain-lain. Calender Indian dan Cina telah mencatat peristiwa terbelahnya bulan tersebut. Namun, sebagian orang merasa ragu tentang hal ini dan menyatakan bahwa terbelahnya bulan itu terjadi pada hari kiamat nanti sebagaimana hal ini diriwayatkan oleh ‘Utsman bin ‘Atho’ dari ayahnya, dll. Namun, perkataan semacam ini adalah perkataan yang syadz (yang menyelisihi pendapat yang lebih kuat) dan pendapat ini tidak bisa menggantikan kesepakatan yang telah ada. Alasannya adalah kata ‘terbelah’ (pada ayat di atas) adalah kata kerja bentuk lampau (dan berarti sudah terjadi). Sedangkan menyatakan bahwa kata kerja lampau ini berarti akan datang membutuhkan dalil, namun hal ini tidak diperoleh. –Inilah perkataan Ibnul Jauzi dalam Zaadul Masiir-. (Lihat tafsir surat Al Qomar ayat 1 di Zaadul Masiir, 5/449, Asy Syamilah)

    Intinya, kita haruslah meyakini kejadian di atas dengan penuh keyakinan karena ini adalah kabar yang disampaikan Allah dan Rasul-Nya.
    [Image: 39770_1158446098656_1752889223_293717_51647_n.jpg]
    - Klaim gambar bukti bulan terbelah di internet

    Sejak cukup lama, telah beredar melalui internet sebuah gambar permukaan bulan yang diklaim sebagai bukti pernah terbelahnya bulan sekaligus bukti ‘kebenaran’ ayat di atas. Gambar aslinya dapat dilihat pada situs Badan Antariksa Amerika (NASA).
    [You must be Register or Login to see this link.]

    - Beberapa pendapat tentang bentukan alam di bulan tersebut:

    1. Ilmuwan menyebutnya sebagai RILLE atau RIMA. Meskipun ada banyak spekulasi tentang asal muasal kejadiannya, tetapi pendapat terkuat menyatakan bahwa ia merupakan bekas kanal atau saluran lava yang keluar dari perut bulan di masa lampau. Khusus yang berbentuk lurus seperti Rille Ariadaeus ini, diduga merupakan patahan tanah yang turun di antara 2 sesar kerak bulan yang sejajar.
    [Image: 38783_1158447498691_1752889223_293719_760228_n.jpg]
    2. Rille mempunyai berbagai macam bentuk. Lurus dan panjang seperti gambar di atas adalah salah satunya. Sisanya ada yang seperti aliran sungai sebagaimana di bumi. Mereka ditemukan di hampir semua titik di permukaan bulan. Lihat:
    [You must be Register or Login to see this link.]
    [Image: 40677_1158448178708_1752889223_293721_7658655_n.jpg]

    3. Rille tidaklah sepanjang yang diperkirakan. Meskipun ada yang mencapai ratusan kilometer ,tetapi tidak ditemukan Rille yang mengelilingi seluruh permukaan bulan. Jika bulan pernah terbelah dua dan Rille tersebut adalah bukti bekas belahannya, tentunya kita bisa harapkan bahwa Rille tersebut membentuk garis yang mengelilingi bulan.
    [Image: 39627_1158448698721_1752889223_293722_4058033_n.jpg]
    Rille pada gambar di atas seolah membelah bulan karena sudut pengambilan gambarnya. Panjangnya hanya sekitar 300 km atau 1/36 dari 10.921 km keliling permukaan bulan.

    4. Utk sinuous rilles memang (mungkin) bekas aliran lava,tapi utk linear rilles atau arkuata,sampai skrng masih blm diketahui bagaimana terbentuknya. Banyak teori terjadinya rilles arkuata & linear (berbentuk garis),tapi tdk mngkn (sampai kapanpun) ilmuwan mengemukakan teori bahwa bulan awalnya terbelah,lalu menyatu lagi, kecuali orang itu sudah gila (mereka lebih mudah untuk menjawab bahwa terbentuknya rilles trsbt tdk diketahui drpd mengatakan awalnya bulan terbelah lalu disatukan lagi, walaupun secara sederhana (mungkin untuk kasus apapun, bukan cuma bulan) sesuatu yang berbentuk retakan bisa diakibatkan oleh penyatuan 2 bagian benda atau lebih,tapi tdk melebur sempurna). Jadi mungkin terjadinya rilles tersebut akan sulit dijawab, kecuali dalam beberapa teori.
    ([You must be Register or Login to see this link.]

    Wallahu a’lam.
    [Image: 40578_1158446418664_1752889223_293718_1640914_n.jpg]
    [Image: 39000_1158449018729_1752889223_293723_1062253_n.jpg]
    Berikut penjelasan dari Prof. Zaghlul Al-Neggar tentang mukzizat terbelahnya bulan dan kisah masuk islamnya seorang pendeta karena masalah ini.

    Beberapa tahun yang lalu, saya memberikan kuliah pada Faculty of Medicine, Cardiff University, di Wales. Seorang Muslim bertanya kepadaku mengenai awal dari surat Al-Qamar, mengenai terbelahnya bulan, dan apakah hal tersebut dipandang sebagai salah satu tanda-tanda sains yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan apakah ada pembuktian ilmiah yang telah ditemukan untuk menjelaskan peristiwa ini.

    Jawaban saya adalah bahwa peristiwa ini dipandang sebagai salah satu mukjizat yang paling nyata, yang terjadi untuk mendukung Nabi shallallahu alaihi wasallam ketika beliau ditantang oleh kaum musyrikin dan kafir Quraisy, untuk menunjukkan kepada mereka untuk membuktikan bahwa beliau adalah Rasul Allah. Mukjizat terjadi sebagai suatu peristiwa yang tidak biasa yang mematahkan seluruh hukum-hukum alam yang biasa (terjadi). Oleh karena itu, sains konvensional tidak dapat menjelaskan bagaimana mukjizat itu terjadi, dan jika hal itu tidak disebutkan di dalam Al-Qur’an dan Sunnah, maka kita tidak wajib memeprcayainya. Oleh karena itu, kita percaya bahwa peristiwa terbelahnya bulan terjadi persis seperti perkataan Allah Azza wa Jala yang berfirman:

    اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ وَإِن يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءهُمْ وَكُلُّ أَمْرٍ مُّسْتَقِرٌّ وَلَقَدْ جَاءهُم مِّنَ الْأَنبَاء مَا فِيهِ مُزْدَجَرٌ حِكْمَةٌ بَالِغَةٌ فَمَا تُغْنِ النُّذُرُ

    “Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mu’jizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus.” Dan mereka mendutakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan (dari kekafiran). Itulah suatu hikmah yang sempurna maka peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka).” (QS Al-Qamar 54] : 1-5)

    Ketika saya menyelesaikan perkataanku, seorang laki-laki British diantara para peserta bernama Dawud Musa Pidcock, pemimpin British Muslim Party, meminta kesempatan untuk menambahkan sesuatu terhadap jawabanku. Ia berkata, “Inilah ayat-ayat permulaan surat Al-Qamar yang membuatku memeluk agama Islam di akhir tahun 70an.” Hal ini terjadi ketika ia sedang melakukan penelitian yang luas dalam perbandingan agama, dan salah seorang Muslim memberikan kepadanya mushaf terjemahan Al-Qur’an. Ketika dia membuka mushaf tersebut untuk pertama kalinya, ia mendapati Surat Al-Qamar dan dia membacanya di awal Surat, dan tidak dapat mempercayai bahwa bulan telah terbagi menjadi dua bagian yang berbeda dan kemudian keduanya disatukan kembali, maka dia menutup terjemahan Al-Qur’an tersebut dan menyimpannya.

    Pada tahun 1978, Mr. Pidcock atas kehendak Allah menonton sebuah program mengenai perjalanan luar angkasa, dimana penyiar Inggris yang terkenal, James Burke, menerima tiga orang ilmuan antariksa Amerka. Dalam perdebatan itu, penyiar mengkiritk pengeluaran NASA yang berlebih-lebihan (jutaan dolar) untuk proyek antariksa, sementara ada jutaan penduduk bumi yang menderita kelaparan, penyakit dan kebodohan. Jawaban dari ahli antariksa tersebut menegaskan bahwa karena perjalanan antariksa inilah yang memungkin pembangunan teknologi terpan dalam bidang diagnosa dan pengobatan penyakit, industri, pertanian dan banyak bidang lainnya. Dalam debat itu, mereka merujuk pada (peristiwa) pertama kalinya seorang manusia mendarat di permukaan bulan, dan bagaimana perjalanan tersebut menghabiskan dana lebih dari $100 juta dolar. Lebih lanjut ilmuwan tersebut mengatakan bahwa perjalanan ini telah membuktikan sebuah fakta sains, yang jika mereka menghabiskan waktu sebanyak yang telah mereka lakukan utnuk meyakinkan manusia mengenainya, tidak akan ada yang mempercayai mereka. Fakta ini adalah bahwa pada zaman dahulu bulan telah terbelah dan bersatu kembali, ada banyak petunjuk yang nyata di perbukaan bulan untuk membuktikannya.

    Lebih lanjut Mr. Pidcock berkata, “Ketika saya mendengarnya, saya melompat dari kursiku, dan berkata bahwa ini adalah mukjizat yang terjadi seribu empat ratus tahun yang lalu untuk mendukung Muhammad (shallallahu alaihi wasallam), dan Al-Qur’an menerangkannya dengan terperinci. Setelah periode waktu yang lama dan di masa (perkembangan) sains dan teknologi, Allah menggunakan orang-orang (non Muslim) yang menghabiskan semua dana itu hanya untuk membuktikan bahwa mukjizat itu benar terjadi. Maka, saya berkata kepada dirku, ini pasti agama yang benar, dan saya kembali mengambil terjamahan Al-Qur’an tersebut dan membacanya dengan semangat. Ayat-ayat di awal Surat Al-Qamar inilah alasan dibalik masuknya saya ke dalam Islam.

    Ini terjadi pada masa dimana sebagian Muslim mengklaim bahwa terpisahnya bulan belum terjadi, dan bahwa itu adalah salah satu dari tanda-tanda hari kiamat seperti yang disebutkan di pembukaan Surat tersebut (Telah dekat datangnya saat itu…). Mereka melupakan bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Sahl bin Sa’ad t dimana ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

    بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ هَكَذَا

    “Jarak antara diutusnya kau dengan hari kiamat adalah seperti ini” Beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengahnya.

    Orang-orang yang menolak terjadinya peristiwa terbelahnya bulan itu, menggunakan dalil yang keliru untuk mendukung pendapat mereka, sebagaimana mereka menggunakan Surat Al-Isra:

    وَمَا مَنَعَنَا أَن نُّرْسِلَ بِالآيَاتِ إِلاَّ أَن كَذَّبَ بِهَا الأَوَّلُونَ

    “Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu.” (QS Al-Israa [17] : 59)

    Ayat ini dijadikan sebagai dalil tidak pada tempatnya karena banyak tanda-tanda dan mukjizat yang jelas (nyata) yang terjadi di masa kehidupan Nabi e.

    Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada penutup para Nabi shallallahu alaihi wasallam, yang baginya Allah menjadikan bulan terbelah menjadi dua bagian, sebagai kehormatan baginya dan untuk menaikkan derajatnya dan sebagai pendukung (bukti kebenaran-pent.) risalahnya (diatara kaumnya), dan meninggalkan kita dengan petunjuk yang nyata untuk menunjukkan bahwa peristiwa (terbelahnya bulan) itu benar-benar terjadi
[Image: 39791_1158449578743_1752889223_293724_7400668_n.jpg]